KONSEP DASAR SISTEM LINIER
Sistem
Linear adalah mata kuliah lanjutan dari Matematika Teknik.
Sistem linier memberikan dasar-dasar pengolahan sinyal baik secara digital
maupun secara analog. Untuk itu diperlukan pengetahuan dasar tentang sistem dan
sinyal (baik diskrit maupun kontinyu). Selain itu juga diberikan hal-hal dasar
yang terkait dengan pengolahan sinyal seperti konvolusi dan transformasi sinyal
(fourier, laplace, z) serta aplikasinya dalam dunia elektro.Bahan-bahan dan
materi dapat di download dibawah ini sesuai dengan pertemuan atau Session
kuliah.
Telaah
tentang system linier telah merupakan bagian penting dari latihan formal tahap
sarjana muda selama bertahun-tahun. Analisis istem linier sangatlah
bermanfaat karena, walaupun tak ada
system fisika yang pernah linier secara sempurna, namun suatu model linier
seringkali memadai untuk menjangkau nilai-nilai masukan-keluaran tertentu.
Telah tersedia sejumlah teori matematika yang dapat digunakan para insinyur dan
ilmuwan untuk menganalisis system linier. Sebaliknya, analisis system tak
linier merupakan ad hoc ( kasus per kasus). Setiap system tak linier harus
dipelajari tersendiri, karena terdapat sedikit sekali metode umum untuk
menganalisnya.
Analisis system linier sering
dilakukan dengn menggunakan sekelompok sinyal masukan tertentu. Jadi adalah
wajar untuk menyertakan telaah sinyal dan berbagai penyajiannya dalam
mempelajari system linier. Kita telah menjumpai bahwa sinyal-sinyal sinusoidal
dan impuls teristimewa bermanfaat sebagai masukan-masukan system.
Selaku insinyur, kita tertarik dalam
sintesis, dan juga analisis system. Kenyataannya, sintesis atau desain system
merupakan bagian kreatif dalam perekayasaan. Lagipu;a, seperti halnya dalam
kebanyakan usaha kreatif, orang harus pertama kali mempelajari mengenai bagaimana
menganalisis system sebelum dapat melanjutkan dengan merancang atau mendesain
sistem. Usaha yang dilakukan dalam buku ini terutama diarahkan pada analisis
suatu kelas system linier tertentu. Namun, karena desain dan analisis sangat
erat kaitannya, maka bahan ini juga menyediakan dasar-dasar desain sederhana.
Kita dapat membagi anaisis system dalam tiga aspek :
1. Pengembangan
model matematis yang cocok bagi persoalan fisika yang dihadapi. Bagian analisis
ini berurusan dengan “ persamaan gerak”, syarat batas atau syarat awal, nilai
parameter dan lain-lain. Ini merupakan proses gabungan antara penilaian
pengalaman, dan eksperimen untuk mengembangkan model yang cocok. Langkah
pertama ini adalah yang tersulit dilalui secara formal.
- Setelah model yang cocok diperoleh, maka persamaan
resultannya dipecahkan untuk memperoleh berbagai pemecahan dalam berbagai
bentuk.
- Kemudian pemecahan model matematiknya dihubungkan atau
ditafsirkan dalam persoalan fisikanya. Tentu saja tafsiran dan perkiraan
yang berarti terhadap system fisika hanya dapat dilakukan jika
pengembangan pada 1 telah cukup tepat.
KLASIFIKASI SISTEM LINIER
Ada beberapa
klasifikasi atau jenis system Linier yaitu :
a. Suatu system sebab-akibat atau kausal (causal)
atau tak mendahului menghasilkan
keluaran yang pada setiap waktu to , hanya merupakan fungsi dari
nilai masukan yang ada sampai dengan dan termasuk to . Dengan
perkataan lain, system tidak memberi tanggapan terhadap nilai masukan sampai
masukan tersebut betul-betul dikenakan pada system. Dengan pernyataan seperti
ini, jelas bahwa semua system fisika yang nyata termasuk system kausal. Namun,
akan kita perlihatkan bahwa system tak kausal dapat diterapkan dalam berbagai
penerapan.
b. Keadaan state system merupakan konsep yang
mendasar. Keadaan adalah himpunan terkecil variable yang dipilih sedemikian
rupa sehingga apabila nilainya diketahui pada to dan semua masukan diketahui untuk waktu yang
lebih besar dari to , maka keluaran system dapat dihitung untuk
waktu yang lebih besar dari to .
Secara umum, masukan, keadaan, dan
keluaran, adalah himpunan variable yang akan kita nyatakan sebagi besaran
vector. Sebagai contoh, suatu masukan n-variabel ditulis sebagai :
Kelinieran sistem ???
Model linier menunjukkan kerja sistem yang akurat, dengan batasan
tertentu
Contoh: pada LVDT (Linear variable differential tranducer)
Sinyal masukan yang kecil pada sistem tidak linier dapat dianggap
sebagai sistem linier, dengan membatasi daerah kerja untuk mendapatkan respons
yang diharapkan.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar